Rabu, 24 Agustus 2011

Saat ini, aku ingin menceritakan orang-orang yang selama ini telah ada dalam kehidupan ku. Menyemangati ku saat aku berusaha meraih impian ku. Menemani saat aku berhasil mendapatkan apa yang aku ingin kan. Mengucapkan kata “Selamat Ulang Tahun” saat aku menginjak usia baru ku. Mereka yang selalu berusaha menghapus air mata ku, saat aku terluka. Mereka yang selalu membagi cerita yang mereka miliki. Mereka yang selalu ada setiap langkah ku, saat aku bahagia, terluka, bersedih, tertawa dan semua rasa yang ada di dunia. :D aku ingin mengucapkan “Terimakasih” untuk kalian yang selama ini telah menghadirkan senyuman dalam kehidupan ku.
Sahabat Ku (Devian Meyliasari)
Mengenalnya adalah sebuah kebahagiaan dalam kehidupan ku. Dia yang ada dalam langkah ku dari aku kecil hingga aku menjadi seorang Dian kini. Dia yang selalu menyemangati ku untuk aku meraih cita-cita ku. Berbagi cerita saat kami sama-sama terluka. Berbagi nasehat saat kami sama-sama butuh dukungan. Bertemu dan saling tertawa saat kami sama-sama rindu atas kehadiran yang satu dengan yang lain. Merasa kehilangan, saat kami saling tak memberi kabar dan menghilang dengan kesibukan masing-masing. Banyak cerita yang telah kami lewati.
Banyak tawa yang kini telah menjadi kenangan. Banyak impian yang kami rajut bersama. Banyak yang dia ajarkan terhadap ku. Dia mengajarkan ku bagaimana caranya untuk berdiri tegar diantara lingkungan yang tak menyukai mu. Bagaimana cara untuk menjadi seseorang yang dewasa.
Dia mengajarkan ku bagaimana untuk bersikap atas fikiran ku. Dia mengajarkan ku untuk saling berbagi, dan menjadi seorang sahabat.
Terimakasih sahabat ku, kamu adalah satu-satunya sahabat yang aku miliki di kehidupan ku. Terimakasih karena kamu ‘Mau’ menerima ku untuk menjadi sahabat ku. :D

Kaka-Kaka Ku



Galih Hidayatullah
Kaka pertama yang aku miliki dalam kehidupan ku. Kaka yang bisa membuat aku merasa menjadi seorang adik baginya. Kaka yang pertama kali membuat aku berani untuk menyukai ‘Menulis’, meski tulisan itu hanya untuk aku nikmati sendiri saat aku memiliki waktu luang.
Darinya aku mempelajari arti kesederhanaan. Darinya aku menemukan semangat untuk menjadi lebih baik, karena aku tak ingin dia malu ‘pernah’ memiliki adik sepertiku. Darinya aku memiliki sosok kaka yang dulu hanya ‘mimpi’ bagi ku. Darinya aku memiliki banyak kalimat yang akan menjadi penyemangat ketika aku jatuh. Darinya aku mengerti bahwa hidup itu ada pasang surutnya. Darinya aku sedikit memiliki contoh bagaimana bersikap sebagai seorang kaka. Darinya aku belajar bagaimana mencoba melihat permasalahan dari berbagai sisi.
Dia kaka yang baik.Satu hal yang penting, aku tak pernah menyesal mengenal dia. Entah sebagai seorang Galih. Atau sebagai seorang kaka ku.
Terimakasih kaka, karena sampai saat ini kamu masih menjadi kaka ku. “Tetaplah menjadi kaka ku, bagaimanapun aku “ :D

Iden Saputra
Kaka kedua yang aku miliki. Aku mengenalnya, dari kaka pertama ku. Dia adalah teman dekat Ka Galih. Ketika memikirkan dia, aku hanya bisa membayangkan kenangan indah bersamanya. Entah kenapa, aku merasa tak ada kenangan buruk, ketika aku bersama dia. Dia selalu hadir saat aku terluka dan membutuhkan penopang. Dia tidak begitu pandai memberikan nasihat untuk ku, tapi dengan kehadirannya sebagai pendengar keluh kesah ku, aku bahagia memilikinya.
Dia pernah mengatakan tidak pernah ada alasan untuk dia marah kepada ku. Dia pun sabar menghadapi sikap kekanak-kanakan ku, dia sabar ketika aku marah-marah kepadanya saat hati ku merasa kesal. Dia tidak pernah marah ketika aku sering merajuk padanya. Dia pandai membuat ku merasa tersanjung. Dia hampir selalu menemani ku saat aku ketakutan, entah ketika aku takut sendirian ataupun takut terhadap malam. Dia tidak pernah menunjukan rasa kesalnya, ketika aku lebih memperhatikan kaka ku yang lain.
Terimakasih kaka, karena kehadiran mu di kehidupan ku, aku selalu bisa tersenyum karena kenangan indah dengan mu. Semoga aku tetap bisa menjadi ‘Peri Kecil mu’. :D

Fathya Tiarayuni
Kaka ketiga sekaligus kaka perempuan pertama yang aku miliki. Awal aku dekat dengannya karena oragnisasi islam di sekolah ku. Sikapnya yang keibuan, membuat aku nyaman terhadapnya. Dia baik, dia ramah, dia juga cantik dan manis.
Dialah yang mengajariku arti kesabaran. Dia yang membantu aku menjadi seorang yang lebih tegar dari sebelumnya. Dia tak banyak berbicara, dia tidak pernah marah terhadap ku. Dia kaka termanis yang aku miliki. Dan aku memiliki kenangan yang tak akan pernah aku lupakan yakni saat dia menghapus dan memeluk ku saat aku menangis. Teruslah menjadi kaka termanis dalam hidup ku ya ka. Karena aku membutuhkan sosok keibuan mu. :D

Eka Nur Pistasari
Kaka ke empat yang aku miliki di sekolah. Ya.. dia adalah kaka terakhir yang aku miliki di saat aku sekolah. Dia sering memulai komunikasi dengan ku, “Oy de :D” begitulah dia selalu memanggil ku. Dia kaka yang hampir sama ramahnya dengan kaka pertama ku. Terkadang banyak hal yang sama antara aku dan dia.
Kami sering berbagi cerita dan saling mengisi. Saling ‘Meledek’ di SMS, dan selalu berakhir dengan saling mengalah. Kami juga sering mengungkapkan rasa sayang kami, “Sayang kaka :D”,”Sayang ade”, disetiap kami akan sama-sama pergi ke dunia mimpi.
Dia lah yang mengajariku tentang memaafkan segala kesalahan orang lain, dia lah yang mengajariku untuk lebih baik diam dan menahan perasaan kesal, dibandingkan harus dengan mengumbarnya di depan orang lain.
Terimakasih kaka, karena mu aku bisa menjadi seorang yang pemaaf, tetaplah ada untuk ku, karena “Ade sayang kaka” :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar