Senin, 23 Januari 2012

Dian Mawarni ( Selasa, 27 Desember 2011; 21:20:22 )

Kazuo ..
Hari ini adalah hari terakhir Pelangi disana. Rasa senang tak bisa aku bendung, meskipun aku juga belum tahu apakah aku bisa bertemu dengannya dalam minggu tenang ini ? Tapi tak apa dan akupun tak memusingkannya karena aku hanya memikirkan dia ada di rumah dan di rumah akan selalu ada mama yang menjaganya dan itu yang membuat aku tenang.
Kazuo ..
Kazuo , rasa sayang yang aku miliki kini hanya tercurah untuk pelangi ku , tak ada lagi cowo lain yang ku curahkan rasa sayangku seperti rasa sayangku ke Pelangi. Mungkin dalam keseharian ku ada sosok lain yang aku sayangi, tapi rasa sayang itu hanya sebatas rasa sayang seorang adik untuk kakanya, kamu percaya kan Kazuo begitupun dengan kamu kan Pelangi ? Karena kalian lebih mengenal aku dibandingkan dengan yang lain.
Kazuo ..
Dulu aku tak pernah befikir akan segera menemukan sebuah cahaya yang akan menerangi ku. Dulu aku tak pernah mempercayai diri sendiri bahwa ada orang yang nantinya akan menyayangi ku. Dulu bagiku sebelum aku menemukan kebahagiaan, aku harus menyisakan batin ku untuk merasakan kepedihan dan sayatan luka terlebih dahhulu. Dulu kamu pasti jenuh mendengar segala kisah ku yang seakan semua pilu dan semua kesedihan ada dalam hariku.
Dulu aku terkekang masa lalu. Dulu aku rapuh. Dulu aku takut untuk berdiri sendiri. Dulu selalu ada tangisan dan air mata yang mengiringi langkah ku, seakan benar-benar aku ditakdirkan hanya untuk menerima kesedihan dalam hidupku. Waktu ternyata begitu cepat berputar Kazuo, waktu ternyata mengubah aku , mengubah pemikiran ku .Terutama waktulah yang menghapus luka ku. Dulu hanya ada sebuah kepura-puraan dalam menjalani suatu hubungan. Dulu aku hanya sebuah replika. Mengikuti apa yang menurut aku benar. Menjiplak dan menuruti semua apa kata perasaan ku. Dulu aku hanyalah seseorang yang benar-benar mengikuti perasaan tanpa menoleh ke logika ku.
Dulu aku tak seperti ini kan Kazuo ? Puisi-puisi ku mungkin menjadi bukti bahwa hanya ada kesenduan dalam perjalanan ku. Benar kata ‘Hujan’ ku , aku hanyalah sebuah kesenduan yang mengiringi langkah kehidupan ku.
Aku tak mau lagi menjadi aku yang dulu. Aku yang rapuh dan aku yang ‘Cengeng’ untuk menghadapi kenyataan. Kini disampingku ada Pelangi, dia yang akan memberikan warna baru dalam kehidupan ku. Bukan lagi hanya warna kelabu yang ada dalam langkah ku , tapi pasti akan ada warna keindahan baru yang aku rasakan, ya kan Kazuo ?
Tuhan memang baik kepada ku. Tuhan tahu, bahwa aku membutuhkan penopang. Bahwa aku membutuhkan seseorang yang lebih dewasa dibandingkan aku. Seseorang yang mampu membuat aku sadar bahwa hidup tidak selamanya indah. Seseorang yang terus menerus mengingatkan aku akan segala sikap buruk ku dan menegur segala kesalahan ku. Seseorang yang juga peduli terhadap ku , bukan lagi hanya aku yang peduli terhadap ‘kita’. Seseorang yang mampu membagi kisahnya padaku dan membagi perhatianya untuk ku. Seseorang yang mampu mengajarkan aku banyak hal dan melihat dunia dari sisi berbeda dan bukan dari sisi kelabu. Seseorang itu saat ini adalah dia. Pelangi ku. Banyak alasan kenapa kini aku menyayanginya dan membutuhkannya.
Kazuo , kamu masih ingatkan kenapa aku memanggilmu Kazuo ? Karena saat aku memberi nama untuk mu aku berharap kebahagiaan akan selalu ada untuk orang yang aku sayangi, untuk orang yang selalu aku ceritakan, karena arti namamu adalah sebuah kebahagiaan. 
Kazuo ..
Itu ceritaku malam ini ..
Terkadang aku bisa menjadi lebih melankolis dibanding yang aku kira ya ? Hehehehe, semoga itu tidak membuatmu bosan mendengarkan kisahku.
Seperti biasa, titip salam buat Pelangi ya Kazuo ..
Sampaikan padanya bahwa aku menyayanginya..
Menyayangi dirinya karena dia dan karena Tuhan ku..
Semoga kebahagiaan selalu ada untuknya ya Kazuo, Amin ..
Kebahagiaan untuk semuanya . :D

Dian Mawarni ( Selasa, 15 November 2011; 20:04 )

Kazuo ..
Seandainya kamu adalah pelangi ku, maka aku akan menuliskan cerita kepadanya seperti ini :
Apa yang ingin aku ceritakan. Entah. Akupun bingung. Harus ku mulai dari mana menggambarkan bagaimana perasaan ku sekarang. Aku rindu. Aku takut. Aku cemburu. Ku kira itulah perasaan yang aku rasakan kini. Bukan maksud untuk membuat kamu menjadi terbebani dengan semua perasaan ku kini. Namun memang begitulah yang aku rasakan.
Rindu. Karena aku hanya bisa melihatmu namun tak bisa sepenuhnya menatap mu. Karena aku hanya bisa memperhatikan mu dan tak bisa sepenuhnya memperlihatkan perhatian ku. Rindu karena aku kini hanya bisa mendengar rekaman suara mu dan membaca ulang semua pesan singkat yang pernah kamu kirimkan kepadaku. Rindu karena aku sangat ingin berbicara langsung kepadamu, menceritakan segala kejadian yang aku alami. Namun entah kapan waktu itu datang.
Aku takut. Takut perasaan mu sedikit demi sedikit terkikis habis dan lambat laun menghapus aku dari kehidupan mu. Takut ada yang mengambil mu dari jalan ceritaku dan membuat aku kembali sendiri. Takut karena aku tak ingin kehilangan mu dan aku haya bisa mengubur perasaan takut ku dalam-dalam agar perasaan itu tidak pernah menjadi nyata.
Aku cemburu. Cemburu disaat semua teman ku bisa berbicara tanpa beban dengan mu. Cemburu disaat teman ku bisa menggambarkan apa yang mereka rasakan kepadamu, sedangkan aku tidak. Cemburu karena aku tak bisa seperti mereka, bisa dengan mudah berbicara dan memperhatikan mu.
Mungkin cerita ini terkesan aku ‘Lelah’ dengan hubungan ini, namun bukan itu yang ingin aku tegaskan. Aku ingin kamu sesering mungkin hadir dalam mimpi dan langkah ku. Aku ingin kamu sesering mungkin ada disampingku. Membuat kamu selalu ada dalam keseharianku. Ya .. itulah ceritaku hari ini.

Diiand Mawarni ( Sabtu, 08 Oktober 2011 ; 18:57 )

Apakah kamu tahu. Aku merindukan mu. Sangat merindukan mu. Aku paham, setiap hari kita selalu bertemu. Selalu dalam satu ruangan yang sama dan hampir selalu mengerjakan kegiatan yang sama. Namun, rasa rindu itu terus saja hadir dalam hati ku. Kamu tahu kenapa? Karena meski kita selalu bertemu, ada batasan yang membatasi. Ada suatu janji yang tak boleh dilanggar. Aku hanya bisa memandangmu disela kegiatan ku. Aku hanya bisa memperhatikan mu saat kamu sedang memperhatikan yang lain. Aku tak bisa berbicara dengan mu seperti yang lain. Itu semua yang membuat rasa rindu selalu ada dalam hati ku.
Terkadang rasa rinduku menguasai fikiran ku. Membuat aku semakin merasa takut kehilangan mu. Membuat aku menjadi tak mempercayai semua ucapan sayangmu. Rindu itu seperti pisau untuk ku. Ia harus ada untuk membuat aku selalu memikirkan mu. Namun saat ia menguasai fikiran ku, ia juga yang membuat aku menjadi tak mempercayaimu.
Sayangku. Percayakah kamu? Saat aku mengatakannya, aku semakin sayang padamu. Kini aku menitikkan air mata karena merindukan mu. Kini aku khawatir tentang keadaan mu. Tak ada satupun foto yang tersimpan. Aku hanya memejamkan mata. Membayangkan setiap detail cerita yang pernah terjadi. Mengulang setiap ucapan yang pernah kamu ucapkan padaku. Detail cerita yang aku habiskan bersama mu. Membuat aku semakin merindukan mu.
Aku mencoba menghadirkan bayanganmu dalam setiap mimpi malam ku. Percayakah kamu akan semua yag aku ucapkan adalah benar? Masihkah tersimpan rasa sayang untuk ku? Masihkah aku segalanya untuk mu? Masihkah aku menjadi semangat untuk mu? Dan masihkah kamu hanya untuk ku? Semoga jawabannya adalah ‘iya’ 

Bahkan Sedetik Melihatmu (Selasa, 20 Desember 2011, 23:10:59)

Aku merindukan mu..
Seperti tanah merindukan air saat kemarau hadir..
Seperti bunga merindukan mentari saat penghujan hadir..
Aku merindukan mu lebih dari yang kamu bayangkan..
Selalu ada rasa ingin memelukmu dan mendekapmu ..
Tanpa sedetikpun aku melepaskannya..
Aku selalu merindukanmu..
Seakan ingin terus memandang wajah teduh mu..
Memandangimu saat tertidur..
Memandangimu saat kamu tertawa..
Memandangimu dengan segala rupamu..
Aku merindukanmu..
Aku selalu merindukan mu..
Meski baru sedetik aku tak melihatmu..