yand kangen dia,, dia yang yand suka,, dia yang selalu ada di hari yand, secara tidak langsung,, karena dia itu memang "seharusnya" ada dihari yand,,
menghitung bulan,, dan semua rasa suka ini aka berakhir,, begitulah aku yang menargetkan rasa suka ku,, arena aku hanya berusaha meminimalisir rasa suka ku terhadapnya,, hehehe
Pelangi ku .. Aku ingin selalu menjadi warna mu .. Menghiasi jalan hidup mu .. Dan menjadi warna terang saat gelap mu .. Menjadi warna penyejuk saat amarah mu .. Pelangi ku .. Aku selalu berharap .. Warna ku mampu selalu ada untuk mewarnai mu .. Sehingga aku dan kamu bisa menjadi pelangi indah dalam setiap jalan cerita kita ..
Kamis, 23 Desember 2010
Kamis, 16 Desember 2010
engkau dan ia
ga bisa marah sama ia,,ga bisa benci ia, yang ada ketika kenangan itu menghampiri hanya rasa rindu yang begitu hebat.... yand masih sayang ia, meskipun hati ini sedikit teralihkan, tapi tahukah engkau? dirimu pun tak dapat ku miliki,, hanya bisa menikmati waktu bersama, yang kini hanya tinggal menghitung waktu,, aku rindu ia.. dan aku ingin memiliki engkau...
Kamis, 18 November 2010
Hari ini, aku telah mengetahui.
Kekasih hatinya telah berubah menjadi seseorang yang baik dan menjadi seseorang yang dia inginkan. Aku bahagia mendengar itu, karena dengan begitu, langkah ku memang harus berhenti sampai disini.
Yuph.. dengan begitu, aku masih mampu menyadarkan diriku, ketika hati dan fikiran ku terlampau jauh berimajinasi. Memang terasa sakit, tapi inilah yang memang akan terjadi, aku sudah memikirkannya. Aku harus kuat dan aku harus tegar, mencoba sadari diri, jangan sampai mnengulangi kesalahan yang sama, hingga membutuhkan banyak waktu untuk menyadarinya.
Aku telah menyadari, aku tak boleh lagi mengharapkan orang yang tak seharusnya aku harapkan. Aku tak seharusnya mempertahankan, seseorang yang tak semestinyna aku pertahankan. Aku hanya ingin meminjam bayangan mu, untuk temani ku dalam melangkah. Agar hati tak samapai kosong, dan aku akan terpuruk lagi.
Aku hanya ingin meminjam bayangan mu, sampai aku menemukan seseorang yang bisa menerima ku. Aku hanya butuh bayangan mu untuk menyemangati ku, ketika hati sudah lelah melangkah. Aku hanya ingin meminjam bayangan mu, karena aku tak ingin lukai siapapun.
Aku memang akan menunggu mu dan akan mengharapkan mu, tapi aku masih mampu untuk menyadari apa yang akan terjadi. Sayangi dia, ketika dia sudah menjadi dia yang baik. Aku hanya ingin melihat mu bahagia, seperti dulu. Lindungi dia dan jagalah dia, karena ku tahu, betapa kau menyayanginya. Aku disini tersenyum melihat mu bahagia bersama dia, karena dia yang lebih berhak berada disamping mu.
Aku memang menunggu dan mengharapkan mu, tapi aku tak akan merebut seseorang yang bukan milikku. Biarlah kini, aku hanya memiliki bayangan mu. Jika kelak, memang bisa bersamamu, ketidak pastian yang akan mempertemukan. Jikalau tidak, tak perlu lah aku menyesal, karena aku percaya, kelak aku juga akan menemukan kebahagiaan, sepeerti dirimu saat ini, iya khan?
Aku akan menjaga diriku. Aku akan berusaha semampu ku, untuk tetap menjadi aku. Tak meneteskan air mata kembali. Aku lebih tegar dari yang sebelumnya. Aku lebih banyak belajar dari yang sebelumnya. Aku akan menjaga diriku, dan cukuplah imajinasi ku dan karya ku, yang akan membuat segaris senyum dalam hati ku. Meski hanya sebuah imajinasi.
11/16/2010 7:34:39 PM
Diiand. Mawarni.
Kekasih hatinya telah berubah menjadi seseorang yang baik dan menjadi seseorang yang dia inginkan. Aku bahagia mendengar itu, karena dengan begitu, langkah ku memang harus berhenti sampai disini.
Yuph.. dengan begitu, aku masih mampu menyadarkan diriku, ketika hati dan fikiran ku terlampau jauh berimajinasi. Memang terasa sakit, tapi inilah yang memang akan terjadi, aku sudah memikirkannya. Aku harus kuat dan aku harus tegar, mencoba sadari diri, jangan sampai mnengulangi kesalahan yang sama, hingga membutuhkan banyak waktu untuk menyadarinya.
Aku telah menyadari, aku tak boleh lagi mengharapkan orang yang tak seharusnya aku harapkan. Aku tak seharusnya mempertahankan, seseorang yang tak semestinyna aku pertahankan. Aku hanya ingin meminjam bayangan mu, untuk temani ku dalam melangkah. Agar hati tak samapai kosong, dan aku akan terpuruk lagi.
Aku hanya ingin meminjam bayangan mu, sampai aku menemukan seseorang yang bisa menerima ku. Aku hanya butuh bayangan mu untuk menyemangati ku, ketika hati sudah lelah melangkah. Aku hanya ingin meminjam bayangan mu, karena aku tak ingin lukai siapapun.
Aku memang akan menunggu mu dan akan mengharapkan mu, tapi aku masih mampu untuk menyadari apa yang akan terjadi. Sayangi dia, ketika dia sudah menjadi dia yang baik. Aku hanya ingin melihat mu bahagia, seperti dulu. Lindungi dia dan jagalah dia, karena ku tahu, betapa kau menyayanginya. Aku disini tersenyum melihat mu bahagia bersama dia, karena dia yang lebih berhak berada disamping mu.
Aku memang menunggu dan mengharapkan mu, tapi aku tak akan merebut seseorang yang bukan milikku. Biarlah kini, aku hanya memiliki bayangan mu. Jika kelak, memang bisa bersamamu, ketidak pastian yang akan mempertemukan. Jikalau tidak, tak perlu lah aku menyesal, karena aku percaya, kelak aku juga akan menemukan kebahagiaan, sepeerti dirimu saat ini, iya khan?
Aku akan menjaga diriku. Aku akan berusaha semampu ku, untuk tetap menjadi aku. Tak meneteskan air mata kembali. Aku lebih tegar dari yang sebelumnya. Aku lebih banyak belajar dari yang sebelumnya. Aku akan menjaga diriku, dan cukuplah imajinasi ku dan karya ku, yang akan membuat segaris senyum dalam hati ku. Meski hanya sebuah imajinasi.
11/16/2010 7:34:39 PM
Diiand. Mawarni.
Rabu, 17 November 2010
Bodohnya daku. .sungguh terlalu bodoh. . .
Apa sih yg sebenernya diri ini inginkan??
Dia sudah bahagia bersama kebahagiaan.a, , tapi kenapa kini terasa sulit untuk menyadarkan diri dari imajinasi yang terlalu kompleks?!!
Aku mulai jenuh dengan diriku sendiri yang tak bisa memegang apa yg ku katakand. . .
Aku tak bisa memungkiri, ,
aku rindu dia. . Aku mengharapkannya. . .
Tapi aku pun bahagia melihat dia bersama kebahagiaan.a, ,
aku masih saja terbuai imajinasi. .
Tuhan, ,
ada apa lagi dengan ku?!
Aku merindukannya. .
Aku mengharapkannya. .
Tapi Tuhan. .
Ku ingin, , agar diri ini masih sadar dengan kenyataan.a, ,
Apa sih yg sebenernya diri ini inginkan??
Dia sudah bahagia bersama kebahagiaan.a, , tapi kenapa kini terasa sulit untuk menyadarkan diri dari imajinasi yang terlalu kompleks?!!
Aku mulai jenuh dengan diriku sendiri yang tak bisa memegang apa yg ku katakand. . .
Aku tak bisa memungkiri, ,
aku rindu dia. . Aku mengharapkannya. . .
Tapi aku pun bahagia melihat dia bersama kebahagiaan.a, ,
aku masih saja terbuai imajinasi. .
Tuhan, ,
ada apa lagi dengan ku?!
Aku merindukannya. .
Aku mengharapkannya. .
Tapi Tuhan. .
Ku ingin, , agar diri ini masih sadar dengan kenyataan.a, ,
Selasa, 16 November 2010
Akankah engkau nantinya menjadi milikku?
Atau akankah aku akan menjadi kenangan seseorang lagi?
Atau akankah aku hanya menjadi benalu dalam hidup orang lain lagi?
Atau akankah, aku akan menjadi aku yang dulu?
Sejujurnya, akupun tak mau lagi menunggu,
sebenarnya, akupun tak ingin lagi merasakan sakit,
tapi sejauh melangkah, aku selalu menjadi pihak yang tak di inginkan
akupun lelah sebenarnya, tapi andai saja, hati ini tak begitu kosong. .
Andai saja hati ini tak begitu sepi, maka aku akan melangkah dengan pasti
rasa telah menjadikan ku budak yang patuh terhadapnya,
membuat ku selalu terjerumus, untuk merasakan berbagai sakit,
yang tak ingin dirasakan oleh orang lain,
aku memang terlalu takut untuk melangkah,
aku memang terlalu egois,
masuk kedalam hidup seseorang yang tak pernah inginkan kehadiran ku,
tapi aku yakin, suatu saat aku akan menjadi seseorang yang di inginkan kehadirannya
hanya saja, untuk sekarang,
aku masih dianggap benalu bagi yang lain,
terombang ambing dengan rasa yang selalu tidak pasti,
menjalani hari dengan rasa sakit yang selalu hadir.
Tapi, tak sedikit pun aku mencoba berlari dari hidup ini,
karena aku masih ingin merasakan rasa yang lain,
yang tersimpan di dunia ini
Atau akankah aku akan menjadi kenangan seseorang lagi?
Atau akankah aku hanya menjadi benalu dalam hidup orang lain lagi?
Atau akankah, aku akan menjadi aku yang dulu?
Sejujurnya, akupun tak mau lagi menunggu,
sebenarnya, akupun tak ingin lagi merasakan sakit,
tapi sejauh melangkah, aku selalu menjadi pihak yang tak di inginkan
akupun lelah sebenarnya, tapi andai saja, hati ini tak begitu kosong. .
Andai saja hati ini tak begitu sepi, maka aku akan melangkah dengan pasti
rasa telah menjadikan ku budak yang patuh terhadapnya,
membuat ku selalu terjerumus, untuk merasakan berbagai sakit,
yang tak ingin dirasakan oleh orang lain,
aku memang terlalu takut untuk melangkah,
aku memang terlalu egois,
masuk kedalam hidup seseorang yang tak pernah inginkan kehadiran ku,
tapi aku yakin, suatu saat aku akan menjadi seseorang yang di inginkan kehadirannya
hanya saja, untuk sekarang,
aku masih dianggap benalu bagi yang lain,
terombang ambing dengan rasa yang selalu tidak pasti,
menjalani hari dengan rasa sakit yang selalu hadir.
Tapi, tak sedikit pun aku mencoba berlari dari hidup ini,
karena aku masih ingin merasakan rasa yang lain,
yang tersimpan di dunia ini
Senin, 15 November 2010
kini aku tahu apa yang terbaik untuk dirimu dan aku. Aku tak akan melupakan mu sampai nanti memang waktu perpisahan. Karena aku tak ingin terasa hampa, dan aku tak ingin kehilangan semangat ketika aku sendiri. Aku pinta untuk mu, hilangkan rasa tak enak hati mu, biarkan aku yang menanggung sakit ku. Jangan pernah lagi kau merasa tak enak hati terhadap ku, karena aku lah yang memilih jalan ini. Dirimu hanya perlu menjaga dirinya yang engkau sayangi. Biarkan aku hanya dengan bayangan mu, karena itu yang terbaik. Aku lah yang salah disini, aku yang dengan tiba.tiba datang dalam hidup mu, maafkan aku. Aku akan menunggu mu, dan aku tak menyalahkan mu, jika dirimu akan terus bersamanya, percayalah.. Aku akan menunggu, hanya untuk imajinasiku tentang mu, maafkan aku, yang menyulitkan hidup mu.
Minggu, 14 November 2010
Kenapa saat ini rasanya aku telah menjerumuskan diri ini kedalam lubang yang sama, saat ini hati ku telah terikat hanya untuk dirinya, dan entahlah? Apa aku benar mengambil pilihan untuk menunggunya hingga waktu memisahkan aku dan dirinya?
Aku sadar, ketika aku mengambil jalan untuk menunggunya, seketika itu pula aku harus menanggung segala resiko dan emosi jiwa yang akan diakibatkan kelak. Tapi bagaimana mungkin aku bisa melupakannya? Dia terus ada dalam mimpi malam ku, dia selalu ada dibenak ku, nama dia selalu tersebut meski hanya dalam hati, sungguh ironis memang? Aku dikalahkan oleh rasa yang dirasakan hatiku sekarang.
Akupun telah berusaha sekuat tenaga untuk menahan agar semua ini tidak terjadi. Tapi apa boleh buat, separuh diriku telah mengizinkan untuk menunggunya, meski dalam ketidakpastian.
Ya.. lagi-laghi aku bergantung dengan ketidakpastian. Dia telah terikat dan dia tak bisa menjanjikan apapun untuk diriku. Akupun mengerti keadaan dirinya….Sungguh kasihan diriku ini, , apakah dia akan membalas semua ini seperti yang aku inginkan? Atau dia hanya akan memberikan luka seperti yang lainnya. Entahlah…
Saat ini, benakku hanya memikirkan dirinnya, hati ini terus memanggilnya, dan entahlah.. akankah aku masih bisa bersikap sewajarnya. Sewajarnya dia dengan teman yang lain. Akankah aku tidak akan mengeluarkan air mata kembali? Akankah aku masih bisa tersenyum ketika hati ini mulai dilanda rasa perih? Dan akankah semua ini akan berakhir dengan senyuman?
Sejujurnya akupun takut dengan ini semua, tapi apa yang dapat aku perbuat? Dia hadir disaat aku membutuhkan sosok orang yang dapat membuat diri ini nyaman, dan dapat merasakan sejuta rasa ceria yang dulu sempat hilang.
Dia hadir dikala hati ini kosong, dan karena dirinya aku dapat merasakan secercah harapan lagi. Kehadirannya kini membuat aku memiliki sejuta imajinasi yang aku rangkai lewat kata-kata. Karena dirinya sekarang aku bisa lebih hidup. Semua alasan itu telah menunjukkan, betapa kini dirinya mulai berarti dalam setiap langkah ku.
Dan mungkin, jika semua ini akan berakhir sama seperti yang sebelumnya, aku tak akan pernah menyesal mengenal dan menyukai dirinya, karena bagaimanapun dia telah masuk kedalam hidupku meski secara tiba-tiba.
Aku yang mengawali ini semua, dan aku yang akan mengakhirinya jika aku mau.jikam harus ada yang disalahkan , aku pula yang salah, dan aku pula yang akan merasakan sakit ini sendiri. Tak ada yang special diantara aku dan dia untuk sekarang ini.
Hanya karena rasa dan kehadiran dirinya lah, aku kini harus mencoba dan terus mencoba, lagi dan lagi, menggantungkan semua ini kedalam ketidakpasitian yang sangat melelahkan kelak.
Aku sadar, kini aku benar-benar menyukainya, dan jika kelak dia tahu apa yang ku utarakan, percayalah… “Jangan dirimu membantu ku untuk melupakan mu, karena aku yang menginginkan ini semua, dan jangan pernah lagi membantuku untuk menghilangkan rasa ini, terlebih membantuku untuk melupakan mu, karena aku telah merasakan sakit yang teramat dalam, ketika aku harus melupakan dan dilupakan oleh orang yang aku sayangi, biarkanlah waktu yang akan membuat akhir tentang ini “…..
Akupun tak tahu harus seperti apa,, aku hanya bisa merangkai kata,
Entahlah,, akankah semua ini akan berakhir dengan bahagia? Ketidakpastian lah yang akan menjawab semua ini….
11/14/2010 4:39 PM
Aku sadar, ketika aku mengambil jalan untuk menunggunya, seketika itu pula aku harus menanggung segala resiko dan emosi jiwa yang akan diakibatkan kelak. Tapi bagaimana mungkin aku bisa melupakannya? Dia terus ada dalam mimpi malam ku, dia selalu ada dibenak ku, nama dia selalu tersebut meski hanya dalam hati, sungguh ironis memang? Aku dikalahkan oleh rasa yang dirasakan hatiku sekarang.
Akupun telah berusaha sekuat tenaga untuk menahan agar semua ini tidak terjadi. Tapi apa boleh buat, separuh diriku telah mengizinkan untuk menunggunya, meski dalam ketidakpastian.
Ya.. lagi-laghi aku bergantung dengan ketidakpastian. Dia telah terikat dan dia tak bisa menjanjikan apapun untuk diriku. Akupun mengerti keadaan dirinya….Sungguh kasihan diriku ini, , apakah dia akan membalas semua ini seperti yang aku inginkan? Atau dia hanya akan memberikan luka seperti yang lainnya. Entahlah…
Saat ini, benakku hanya memikirkan dirinnya, hati ini terus memanggilnya, dan entahlah.. akankah aku masih bisa bersikap sewajarnya. Sewajarnya dia dengan teman yang lain. Akankah aku tidak akan mengeluarkan air mata kembali? Akankah aku masih bisa tersenyum ketika hati ini mulai dilanda rasa perih? Dan akankah semua ini akan berakhir dengan senyuman?
Sejujurnya akupun takut dengan ini semua, tapi apa yang dapat aku perbuat? Dia hadir disaat aku membutuhkan sosok orang yang dapat membuat diri ini nyaman, dan dapat merasakan sejuta rasa ceria yang dulu sempat hilang.
Dia hadir dikala hati ini kosong, dan karena dirinya aku dapat merasakan secercah harapan lagi. Kehadirannya kini membuat aku memiliki sejuta imajinasi yang aku rangkai lewat kata-kata. Karena dirinya sekarang aku bisa lebih hidup. Semua alasan itu telah menunjukkan, betapa kini dirinya mulai berarti dalam setiap langkah ku.
Dan mungkin, jika semua ini akan berakhir sama seperti yang sebelumnya, aku tak akan pernah menyesal mengenal dan menyukai dirinya, karena bagaimanapun dia telah masuk kedalam hidupku meski secara tiba-tiba.
Aku yang mengawali ini semua, dan aku yang akan mengakhirinya jika aku mau.jikam harus ada yang disalahkan , aku pula yang salah, dan aku pula yang akan merasakan sakit ini sendiri. Tak ada yang special diantara aku dan dia untuk sekarang ini.
Hanya karena rasa dan kehadiran dirinya lah, aku kini harus mencoba dan terus mencoba, lagi dan lagi, menggantungkan semua ini kedalam ketidakpasitian yang sangat melelahkan kelak.
Aku sadar, kini aku benar-benar menyukainya, dan jika kelak dia tahu apa yang ku utarakan, percayalah… “Jangan dirimu membantu ku untuk melupakan mu, karena aku yang menginginkan ini semua, dan jangan pernah lagi membantuku untuk menghilangkan rasa ini, terlebih membantuku untuk melupakan mu, karena aku telah merasakan sakit yang teramat dalam, ketika aku harus melupakan dan dilupakan oleh orang yang aku sayangi, biarkanlah waktu yang akan membuat akhir tentang ini “…..
Akupun tak tahu harus seperti apa,, aku hanya bisa merangkai kata,
Entahlah,, akankah semua ini akan berakhir dengan bahagia? Ketidakpastian lah yang akan menjawab semua ini….
11/14/2010 4:39 PM
Aku mungkin masih bisa mentolerir dengan semua yang aku lihat, tapi ketika kejenuhan sudah berada di depan mata, jangan salahkan aku, jika aku harus mendepak mu dari jalan hidup ku. Karena aku lah yang akan melindungi diriku sendiri. Karena aku lah yang berhak untuk mencari jalan demi tercapainya kebahagiaan ku. Pengalaman yang membuat ku menjadi seperti ini, menjadi seorang yang mencoba melindungi dirinya sendiri. Aku memang tak sebaik yang orang lain harapkan, tapi aku hanya mencoba untuk melindungi diri dari rasa sakit semasa lampau.
Aku tak ingin lagi mengukir kisah yang sama seperti dulu, pedihnya tak terkira, dan itu sudah cukup sekali aku rasakan. Aku akan mengerti dirimu, ketika kau pun mencoba mengerti diriku. Aku sudah berusaha menjaga perasaan mu, tapi kau malah menghacurkan perasaan ku.
Aku memang hanya menjadikan dia sebagai pengisi kekosongan ku, tapi seiring waktu, aku terus bersimpati dan akhirnya aku pun benar-benar menyukainya. Aku rasa, sedikit lagi tembok yang ku bangun akan hancur, ketika kejenuhan ku terhadap sikap mu yang seolah-olah tak ingin ku mendekatinya lebih besar dari pada sebelumnya, dan ketika itu aku lah yang akan memutar otak kembali bagaimana caranya agar air mata ini tak lagi keluar sia-sia hanya karena kau yang membuat ku terluka. Aku cukup tegar untuk menghapus luka sendiri, aku cukup kuat untuk menahannya, dan aku cukup semangat untuk terus berusaha memutar otak demi melindungi diriku.
Sadarkah engkau kawand..
Keegoisan mu lah yang membuat hidupmu lebih terpuruk dari sebelumnya
Sadarkah engkau kawand..
Ketidak mandirian mu telah membuat luka dan keluh bagi yang lain
Sadarkah engkau kawand..
Rasa tinggi hati yang kau miliki, telah membentuk kepribadian yang mengundang ketidak nyamanan bagi yang lain
Akankah itu arti persahabatan?
Seakan tak ingin melihat kebahagiaan sahabatnya
Seperti ingin selalu dimengerti dan tak pernah mengerti
Layaknya ingin memiliki segala apa yang sahabatnya telah miliki
Sahabat tak akan bahagia melihat sahabatnya terjatuh
Sadarkah engkau kawand..
Rasa kebencian ku akan memuncak dan berakhir dengan menghempaskanmu dalam hidup ku
Thursday, November 11, 2010
19:13:36
Aku tak ingin lagi mengukir kisah yang sama seperti dulu, pedihnya tak terkira, dan itu sudah cukup sekali aku rasakan. Aku akan mengerti dirimu, ketika kau pun mencoba mengerti diriku. Aku sudah berusaha menjaga perasaan mu, tapi kau malah menghacurkan perasaan ku.
Aku memang hanya menjadikan dia sebagai pengisi kekosongan ku, tapi seiring waktu, aku terus bersimpati dan akhirnya aku pun benar-benar menyukainya. Aku rasa, sedikit lagi tembok yang ku bangun akan hancur, ketika kejenuhan ku terhadap sikap mu yang seolah-olah tak ingin ku mendekatinya lebih besar dari pada sebelumnya, dan ketika itu aku lah yang akan memutar otak kembali bagaimana caranya agar air mata ini tak lagi keluar sia-sia hanya karena kau yang membuat ku terluka. Aku cukup tegar untuk menghapus luka sendiri, aku cukup kuat untuk menahannya, dan aku cukup semangat untuk terus berusaha memutar otak demi melindungi diriku.
Sadarkah engkau kawand..
Keegoisan mu lah yang membuat hidupmu lebih terpuruk dari sebelumnya
Sadarkah engkau kawand..
Ketidak mandirian mu telah membuat luka dan keluh bagi yang lain
Sadarkah engkau kawand..
Rasa tinggi hati yang kau miliki, telah membentuk kepribadian yang mengundang ketidak nyamanan bagi yang lain
Akankah itu arti persahabatan?
Seakan tak ingin melihat kebahagiaan sahabatnya
Seperti ingin selalu dimengerti dan tak pernah mengerti
Layaknya ingin memiliki segala apa yang sahabatnya telah miliki
Sahabat tak akan bahagia melihat sahabatnya terjatuh
Sadarkah engkau kawand..
Rasa kebencian ku akan memuncak dan berakhir dengan menghempaskanmu dalam hidup ku
Thursday, November 11, 2010
19:13:36
Kini aku telah menemukan lembaran baru yang mungkin tak akan ada tangisan lagi seperti lembaran kelam. Yuph, aku telah menemukan hal baru yang dapat mengalihkan fikiranku dari kesendirian yang dulu selalu hinggap dalam langkah ku.
Kini aku dengan bangga mengatakan, betapa mudahnya melepasmu, betapa ringannya langkah ku tanpa mu, dan betapa senangnya hati karena tak ada lagi luka yang harus di obati.
Kini, ada hal lain yang membuat ku terfokus, meski lagi dan lagi dia pun tak seharusnya aku harapkan. Yaph, dia telah termiliki, hati dan fikirannya telah dimiliki oleh yang lain. Tapi aku cukup puas dengan dia yang kini sedikit mengobati rasa kehampaan yang dulu selalu aku takut kan.
Kini aku masih mampu untuk menahan air mata, ketika harus melihat dia bersama yang lain. Kini aku masih mampu tersenyum dan bersikap sewajarnya kepada dia. Kini aku masih mampu untuk menikmati rasa pengharapan, dan ku harap, kini dan nanti aku akan bisa lebih tegar dan bisa berlari diatas batu tajam yang aku hadapi tanpa harus kembali terjatuh dan terluka
Kini, aku sedikit berbeda dari aku yang sebelumnya. Tak lagi membutuhkan topangan setiap saat. Aku kini bisa menentukan pilihan dan berani mengambil resiko yang akan terjadi. Aku kini bisa berfikir kedepan dan menyusun rencana hidup yang lebih baik, tapi tentunya.. dia akan menjadi penyemangat ku ketika aku terjatuh untuk saat ini, meski hanya bayangan semu yang terekam dalam memori-lah yang akan menyemangati ku, tapi untuk saat ini bagi ku itu sudah cukup. Aku tak akan menyerah dengan hidup ini, aku akan berusaha semampuku untuk menjadi pribadi yang tegar. Dan pada akhirnya aku akan menemukan penopang sejati yang akan selalu menjadi milikku tanpa harus diganggu yang lain..
Thursday, November 11, 2010.
Kini aku dengan bangga mengatakan, betapa mudahnya melepasmu, betapa ringannya langkah ku tanpa mu, dan betapa senangnya hati karena tak ada lagi luka yang harus di obati.
Kini, ada hal lain yang membuat ku terfokus, meski lagi dan lagi dia pun tak seharusnya aku harapkan. Yaph, dia telah termiliki, hati dan fikirannya telah dimiliki oleh yang lain. Tapi aku cukup puas dengan dia yang kini sedikit mengobati rasa kehampaan yang dulu selalu aku takut kan.
Kini aku masih mampu untuk menahan air mata, ketika harus melihat dia bersama yang lain. Kini aku masih mampu tersenyum dan bersikap sewajarnya kepada dia. Kini aku masih mampu untuk menikmati rasa pengharapan, dan ku harap, kini dan nanti aku akan bisa lebih tegar dan bisa berlari diatas batu tajam yang aku hadapi tanpa harus kembali terjatuh dan terluka
Kini, aku sedikit berbeda dari aku yang sebelumnya. Tak lagi membutuhkan topangan setiap saat. Aku kini bisa menentukan pilihan dan berani mengambil resiko yang akan terjadi. Aku kini bisa berfikir kedepan dan menyusun rencana hidup yang lebih baik, tapi tentunya.. dia akan menjadi penyemangat ku ketika aku terjatuh untuk saat ini, meski hanya bayangan semu yang terekam dalam memori-lah yang akan menyemangati ku, tapi untuk saat ini bagi ku itu sudah cukup. Aku tak akan menyerah dengan hidup ini, aku akan berusaha semampuku untuk menjadi pribadi yang tegar. Dan pada akhirnya aku akan menemukan penopang sejati yang akan selalu menjadi milikku tanpa harus diganggu yang lain..
Thursday, November 11, 2010.
sebenarnya nieh, aku terlalu baik untuk menjadi adik mu,
andai waktu bisa di kembalikan saja, meski hanya sedetik,
aku akan berfikir ulang untuk menjadikan mu seseorang yang pernah berarti untuk ku.
aku akan berbahagia, ketika aku telah berpendirian untuk melupakan mu.
aku akan terus tersenyum, ketika kau pergi dan meninggalkan ku.
Ku muak menjadi seseorang yang lemah,
selalu menguraikan air mata, disetiap saat.
aku ingin menjadi diriku yang tegar dan tak pedulikan siapapun.
tapi semua sudah terjadi, dan ku rasa, akan terasa mudah jika ku akan melupakan mu,
karena aku pernah melakukan itu, terlebih jika ku telah muak dengan semua tentang mu.
tapi yang ku fikirkan saat ini adalah, "Akan sia-sia, apa yang aku korbankan".. ketika ku melepas mu.
aku masih sanggup, selama kau dan aku hanya sebatas apa yang seharusnya.
tak lebih dari itu dan aku tak mengaharapkan yang lebih dari itu.
aku akan terus berusaha memaafkan mu, namun ku berharap, setiap luka yang pernah kau berikan, akan kau rasakan sendiri, akibat perbuatan mu sendiri, dan ku harap itu lebih pedih dari apa yang ku rasa.
terimakasih atas luka yang kau beri, karena dengan luka itu, ku terus memutar otak bagaimana cara memaafkannya,
dan menjadi orang yang memaafkan bukan berarti menjadi orang yang lemah.
aku menyayangimu dengan seharusnya,
dan aku pun berharap kau dan dia merasakan apa yang ku rasakan lebih pedih dari yang seharusnya.
karena aku kini akan berusaha sendiri menyimpan dan mengobati luka yang ada.
Sunday, October 10, 2010
andai waktu bisa di kembalikan saja, meski hanya sedetik,
aku akan berfikir ulang untuk menjadikan mu seseorang yang pernah berarti untuk ku.
aku akan berbahagia, ketika aku telah berpendirian untuk melupakan mu.
aku akan terus tersenyum, ketika kau pergi dan meninggalkan ku.
Ku muak menjadi seseorang yang lemah,
selalu menguraikan air mata, disetiap saat.
aku ingin menjadi diriku yang tegar dan tak pedulikan siapapun.
tapi semua sudah terjadi, dan ku rasa, akan terasa mudah jika ku akan melupakan mu,
karena aku pernah melakukan itu, terlebih jika ku telah muak dengan semua tentang mu.
tapi yang ku fikirkan saat ini adalah, "Akan sia-sia, apa yang aku korbankan".. ketika ku melepas mu.
aku masih sanggup, selama kau dan aku hanya sebatas apa yang seharusnya.
tak lebih dari itu dan aku tak mengaharapkan yang lebih dari itu.
aku akan terus berusaha memaafkan mu, namun ku berharap, setiap luka yang pernah kau berikan, akan kau rasakan sendiri, akibat perbuatan mu sendiri, dan ku harap itu lebih pedih dari apa yang ku rasa.
terimakasih atas luka yang kau beri, karena dengan luka itu, ku terus memutar otak bagaimana cara memaafkannya,
dan menjadi orang yang memaafkan bukan berarti menjadi orang yang lemah.
aku menyayangimu dengan seharusnya,
dan aku pun berharap kau dan dia merasakan apa yang ku rasakan lebih pedih dari yang seharusnya.
karena aku kini akan berusaha sendiri menyimpan dan mengobati luka yang ada.
Sunday, October 10, 2010
Ga ada kata yang bisa mengartikan, betapa bimbangnya aku dalam keterpurukan. Semua yang seharusnya ku jaga, satu persatu hilang. Bukan karena saatnya hal itu hilang, tapi karena ketidakmampuanku untuk menjaga hal itu. Satu persatu aku kehilangan banyak hal, yang seharusnya tidak hilang dari ku. Itulah aku, sesosok orang yang tak pandai mempertahankan apa yang dimiliki, hingga akhirnya terjatuh dan terus terjatuh tanpa ada penopang untuk menahan.
Kini ku memikirkan dan berusaha untuk memecahkan semua ini dengan kepala ku, meraba-raba dengan terkadang meratapi dan menyalahkan diri sendiri. Tak ingin menyalahkan siapapun, karena disini hanya akulah yang salah.
Berusaha berlari untuk meninggalkan, tapi yang aku temukan hanya batu yang tajam, dan semakin lama membuatku terjatuh kembali, dan menyebabkan luka baru, dan membuatku kembali terpuruk. Lagi dan lagi aku berusaha berlari, hingga lelah datang, dan aku beristirahat sejenak.
Terlelap dalam istirahat membuatku menemukan ruang kosong di hati, yang sesungguhnya tak pernah terisi, oleh siapapun. Tapi ketika rasa kosong sudah mulai mendekati, aku beranjak tersadar kedalam dunia nyata. Saat aku tersadar, ketika itulah aku kembali lagi berfikir, memikirkan cara untuk terus berlari diatas batu tajam, tanpa harus membuat luka baru.
Tapi, lagi dan lagi aku hanya terjatuh diatas batu tajam itu. Apakah aku terlalu lemah? Hingga tak mampu menemukan sedikitpun cara untuk bisa bertahan diatas batu tajam. Sungguh mnenyedihkannya diriku ini. Aku memang lelah, tapi jalan hidup masih panjang, dan apabila semakin ku merunduk, semakin itu pula ku akan terhanyut oleh kekosongan, dalamnya luka, dan semakin kehilangan apa yang ku miliki hingga tak tersisakan apapun.
Aku akan terus mencoba menemukan cara untuk tetap berlari diatas batu tajam, dan disaat ku telah menemukannya. Aku akan berteriak sekencang-kencangnya, menyampaikan kepada semuanya. Semua yang ada di dunia, dan ketika saat itu tiba aku yakin, hal yang hilang akan kembali hadir menjadi milikku.
Kini ku memikirkan dan berusaha untuk memecahkan semua ini dengan kepala ku, meraba-raba dengan terkadang meratapi dan menyalahkan diri sendiri. Tak ingin menyalahkan siapapun, karena disini hanya akulah yang salah.
Berusaha berlari untuk meninggalkan, tapi yang aku temukan hanya batu yang tajam, dan semakin lama membuatku terjatuh kembali, dan menyebabkan luka baru, dan membuatku kembali terpuruk. Lagi dan lagi aku berusaha berlari, hingga lelah datang, dan aku beristirahat sejenak.
Terlelap dalam istirahat membuatku menemukan ruang kosong di hati, yang sesungguhnya tak pernah terisi, oleh siapapun. Tapi ketika rasa kosong sudah mulai mendekati, aku beranjak tersadar kedalam dunia nyata. Saat aku tersadar, ketika itulah aku kembali lagi berfikir, memikirkan cara untuk terus berlari diatas batu tajam, tanpa harus membuat luka baru.
Tapi, lagi dan lagi aku hanya terjatuh diatas batu tajam itu. Apakah aku terlalu lemah? Hingga tak mampu menemukan sedikitpun cara untuk bisa bertahan diatas batu tajam. Sungguh mnenyedihkannya diriku ini. Aku memang lelah, tapi jalan hidup masih panjang, dan apabila semakin ku merunduk, semakin itu pula ku akan terhanyut oleh kekosongan, dalamnya luka, dan semakin kehilangan apa yang ku miliki hingga tak tersisakan apapun.
Aku akan terus mencoba menemukan cara untuk tetap berlari diatas batu tajam, dan disaat ku telah menemukannya. Aku akan berteriak sekencang-kencangnya, menyampaikan kepada semuanya. Semua yang ada di dunia, dan ketika saat itu tiba aku yakin, hal yang hilang akan kembali hadir menjadi milikku.
Hari ini aku masih terkekang oleh kehambaran, bukan karena aku menyukai kehambaran itu, tapi aku belum mampu untuk membantu diriku sendiri agar keluar dari kekangan kehambaran itu. Mungkin esok, ketika matahari sedikit demi sedikit bersinar, langkah kaki ku akan pasti dan akan ku coba untuk berlari kecil hingga pada akhirnya aku berlari cepat dan meninggalkan kehambaran itu. Ketika waktu itu tiba, aku tak akan pernah lagi berusaha untuk menengok dan berimajinasi bagaimana rupaku ketika menjalani hari demi hari yang teramat asing itu. Cukup ku kenang, betapa terombang-ambingnya hati, yang entah bagaimana cara mengungkapkannya.
Kini ku harus bersabar, menantikan secercah harapan datang, dan ketika harapan itu datang, ku akan menyambut dengan sorak sorai bergembira dan takkan pernah melewatkan harapan itu. Aku kini mungkin terkekang dan terasa hambar, namun suatu saat nanti, ketika ku telah menemukan cara untuk membantu diriku, aku akan memberitahukan kepada dunia, bahwa aku telah meninggalkan kehambaran yang aku rasakan.
Rasanya sangat bahagia, membayangkan aku yang baru, dan tak pernah kembali menjadi diriku sekarang. Menjadi aku yang selalu tersenyum hadapi apapun dan telah bisa merelakan apa yang tak seharusnya aku harapkan, merelakan setiap kepingan yang memang telah di takdirkan untuk aku hapus. Bahagianya, dan rasa hati begitu tak sabar menunggu waktu itu. Kini hanya kesabaran dan ketangguhan hati untuk terus mengingatkan diri. Sabar, dan sabar. Terus menunggu, setidaknya dalam hitungan bulan. Ku akan menjadi sesosok aku yang baru. Membuang semua pedih luka yang aku rasa, dan memaafkan semua sakit hati yang telah terukir.
Kini ku harus bersabar, menantikan secercah harapan datang, dan ketika harapan itu datang, ku akan menyambut dengan sorak sorai bergembira dan takkan pernah melewatkan harapan itu. Aku kini mungkin terkekang dan terasa hambar, namun suatu saat nanti, ketika ku telah menemukan cara untuk membantu diriku, aku akan memberitahukan kepada dunia, bahwa aku telah meninggalkan kehambaran yang aku rasakan.
Rasanya sangat bahagia, membayangkan aku yang baru, dan tak pernah kembali menjadi diriku sekarang. Menjadi aku yang selalu tersenyum hadapi apapun dan telah bisa merelakan apa yang tak seharusnya aku harapkan, merelakan setiap kepingan yang memang telah di takdirkan untuk aku hapus. Bahagianya, dan rasa hati begitu tak sabar menunggu waktu itu. Kini hanya kesabaran dan ketangguhan hati untuk terus mengingatkan diri. Sabar, dan sabar. Terus menunggu, setidaknya dalam hitungan bulan. Ku akan menjadi sesosok aku yang baru. Membuang semua pedih luka yang aku rasa, dan memaafkan semua sakit hati yang telah terukir.
Selasa, 11 Mei 2010
andai..
andai cinta kini berpihak untuk ku
qu kan tersenyum merangkai indah cinta
Andai tali temalu yang telah ada,
Tak kau putuskan hanya untuk sebutir cinta yang kau rasqu kan tersenyum merasakan cinta
Andai qu kini tak menjadi kenangan mu
Andaiqu tak menjadi masalah mu
Menjadi penghalang mu
Qu akan tersenyum bahagia
Meraih cinta yang aqu dapatkan
Tapi semua masih menjadi kenangan
Masih terbang
Menjadi butir harapan
Kini ku pasrah
Mennti cinta yang qu damba, datang membawa senyum untuuk diriku
qu kan tersenyum merangkai indah cinta
Andai tali temalu yang telah ada,
Tak kau putuskan hanya untuk sebutir cinta yang kau rasqu kan tersenyum merasakan cinta
Andai qu kini tak menjadi kenangan mu
Andaiqu tak menjadi masalah mu
Menjadi penghalang mu
Qu akan tersenyum bahagia
Meraih cinta yang aqu dapatkan
Tapi semua masih menjadi kenangan
Masih terbang
Menjadi butir harapan
Kini ku pasrah
Mennti cinta yang qu damba, datang membawa senyum untuuk diriku
Langganan:
Postingan (Atom)